SELAMAT DATANG DI BLOG PRIBADI ARDIANSYAH FISIKA C 2010 Januari 2014 ~ Jendela ilmu Fisika

Selasa, 21 Januari 2014

Perkembangan Fisika pada Abad 20
A.      Periode Fisika Modern Bagian Pertama
Menurut Richtmeyer, periode sains modern termasuk periode ke empat yang dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).Beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik diantaranya adalah teori kinetik belum memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model atom seperti bola kecil dianggap masih belum cukup untuk menentang anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya beberapa ilmuwan menolak untuk mengakuinya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian seperti ini tidak dapat diubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini.
 Beberapa penemuan penting dalam zaman ini diantaranya :
1.    Relativitas Khusus
Hasil percobaan Michelson Morley tidak dapat dijelaskan melalui Fisika Klasik. Maka Einstein mengemukakan dua postulat relativitas khusus:
•    Hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
lainnya.
•     Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
1.    Efek Compton
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton.

B.       Munculnya Fisika Modern
Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya menentang anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya memang demikian, beberapa ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian begini tidak dapat dirubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini. Mekanika, bunyi, panas, dan mekanika statistika, elektromagnetik, dan optik semuanya telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya telah dikuatkan dengan bermacam-macam cara. Beberapa ahli memperlihatkan bahwa fisika telah selesai sama sekali, hanya tinggal cara memberi pengukuran yang lebih teliti dengan bermacam-macam konstanta fisika.
Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-tiap cabang ilmu fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan fundamental kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah membukakan jalan kepada seseorang untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam skala atom yang memberikan indikasi bahwa atom itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama abad ke-19. misalnya spektrum atom menunjukkan kebingungan yang kompleks. Garis-garis dalam spektrum itu telah dapat diukur dengan teliti. Seperti pada atom hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan Rydberg telah dapat menentukan frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti. Tidak seorangpun dalam tahun 1900-an mempunyai ide, mengapa atom-atom itu mempunyai spektrum semacam itu, meskipun beberapa ahli fisika mencoba tanpa berhasil untuk menerangkannya dengan model klasik. Beberapa observasi selama abad ke-19 menyatakan bahwa atom itu mempunyai struktur dalam yang bersifat listrik.
Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan paling penting dan masyhur dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert Michelson dan Edward Morley di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western Reserve University. Percobaan ini dianggap sebagai petunjuk pertama terkuat untuk menyangkal keberadaan eter sebagai medium gelombang cahaya. Percobaan ini juga telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoretis revolusi ilmiah kedua. Albert Michelson dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907 terutama untuk melaksanakan percobaan ini. Dalam percobaan ini Michelson dan Morley berusaha mengukur kecepatan planet Bumi terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap sebagai medium perambatan gelombang cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan menunjukkan kegagalan pengamatan pergerakan bumi terhadap eter.Ekperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter. Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak absolut. Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakikatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga eksperimen ini memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya sama bagi setiap pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk merambat. Eksperimen ini telah meletakkan dasar bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan pada tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson sendiri enggan untuk menerimanya.
Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat itu dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Rober Millikan melakukan percobaan tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektroda. Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan (droplet) dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang sama. Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan dari 1 elektron = 1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik).
Tahun 1923, Millikan mendapat sebagian hadiah Nobel bidang fisika akibat percobaannya ini. Eksperimen ini sejak saat itu sering kali dicoba dari generasi ke generasi dari siswa-siswa bidang fisika, walaupun demikian agak sulit dan mahal untuk melakukan eksperimen ini dengan tepat.
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya tentang gelombang benda.
Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrödinger menemukan mekanika gelombang dan persamaan Schrödinger. Schrödinger beberapa kali menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut sama.Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga membuka penggunaan teori operator, termasuk notasi bra-ket yang berpengaruh. Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai teori operator.
Pada 1927, percobaan untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area ini dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika kuantum oleh Richard Feynman, Freeman Dyson, Julian Schwinger, dan Tomonaga Shin’ichirō pada tahun 1940-an. Elektrodinamika kuantum adalah teori kuantum elektron, positron, dan Medan elektromagnetik, dan berlaku sebagai contoh untuk teori kuantum berikutnya.Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956. Teori Kromodinamika kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita kenal sekarang ini diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan awal oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon Lee Glashow, Steven Weinberg dan Abdus Salam menunjukan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah dan elektrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.
C.      Tokoh dan Teori Fisika Modern
Beberapa tokoh yang kami ungkapkan disini adalah tokoh yang banyak pengaruhnya terhadap fisika modern, diantaranya:
1.    Albert Einstein (1879-1955)
Einstein, lahir di Ulm, Jerman. Ia sangat tidak senang pada sekolah-sekolah di Jerman yang disiplin secara kaku pada waktu itu, karena itu pada usia 16 tahun ia pergi ke negara Swiss untuk menyelesaikan pelajarannya, kemudian ia memperoleh pekerjaan yaitu sebagai orang yang memeriksa pemohon paten (hak paten) pada Swiss Patent Office (Kantor Paten Swiss) di Berne.Kemudian, dalam tahun 1905, gagasannya yang sudah ada dalam pikirannya bertahun-tahun ketika ia harus memusatkan perhatiannya untuk pekerjaan lain berbuah menjadi tiga makalah pendek. Gagasan ini telah mengubah pikiran bukan hanya dalam bidang fisika melainkan juga dalam peradaban modern ini. 
Teori Relativitas Umum Einstein yang diterbitkan dalam tahun 1915, mengaitkan gravitasi dengan struktur ruang dan waktu. Dalam teori ini, gaya gravitasi dapat dipikirkan sebagai ruang-waktu yang melengkung di sekitar benda sehingga massa yang berdekatan cenderung untuk bergerak ke arahnya, sama seperti kelereng yang menggelinding ke alas lubang yang berbentuk seperti mangkuk. dari teori teori relativitas umum orang dapat membuat ramalan teoretis, misalnya cahaya harus dipengaruhi oleh gaya gravitasi, dan ternyata semuanya terbukti secara eksperimental.
Penemuan berikutnya yang menyatakan bahwa semesta ini memuai ternyata cocok dengan teori. Pada tahun 1917, Einstein mengemukakan penurunan baru mengenai rumus radiasi benda hitam Planck dengan memperkenalkan gagasan radiasi yang terstimulasi, suatu gagasan yang buahnya muncul 40 tahun kemudian sebagai penemuan laser. Perkembangan mekanika kuantum dalam tahun 1920 mengganggu Einstein yang tidak menerima pandangan probabilistik sebagai pandangan deterministik walaupun dalam skala atomik. “Tuhan tidak main dadu dengan dunia ini,” katanya. Tetapi sekali ini intuisi fisis Einstein tampaknya mempunyai arah yang salah. Einstein Menjadi orang yang terkenal di dunia, tetapi kemasyurannya tidak membawa keamanan ketika Hitler dan orang Nazi berkuasa di Jerman pada awal tahun 1930. Ia meninggalkan Jerman dalam tahun 1933 dan memakai sisa hidupnya untuk bekerja di Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, sehingga ia lolos dari keadaan yang dialami oleh jutaan orang Yahudi eropa yang dibanatai oleh Jerman. Akhir hidupnya dipakai untuk mencari teori medan terpadu yang menyatukan medan gravitasi dan elektromagnetisme dalam suatu gambaran, namun usahanya ini tidak berhasil. masalah seperti ini memang pantas ditangani oleh orang berbakat ini, tetapi masalah ini belum terpecahkan sampai saat ini.Suatu pemikiran yang belum tepecahkan sampai sekarang yang diwariskan oleh Albert Einstein sampai ajalnya datang menjemput, yaitu menemukan teori medan terpadu yang menyatukan medan gravitasi dan elektromagnetisme dalam suatu rumus atau hukum.
2.    Max Planck (1858 – 1947)
Max Planck dilahirkan di Kiel dan belajar di Munich dan Berlin. Seperti banyak ahli fisika, ia seorang pemain musik yang baik, selain itu ia juga senang mendaki gunung. dalam tahun 1900, setelah 6 tahun ia bekerja di Universitas Berlin, Planck mendapatkan bahwa kunci pemahaman radiasi benda hitam ialah anggapan bahwa pemancaran dan penyerapan radiasi terjadi dalam kuantum energi hv. Penemuan yang menghasilkan hadiah Nobel dalam tahun 1918 ini, sekarang dianggap sebagai tonggak dari fisika modern. Selama bertahun-tahun Max Planck sendiri menyangsikan kenyataan fisis dari kuantum energi ini. Walaupun selama Hitler berkuasa Max Planck tetap ada di Jerman, ia memperotes perlakuan Nazi pada ilmuwan Yahudi dan sebagai akibatnya ia harus melepaskan kedudukannya sebagai Presiden Institute Kaiser Wilhelm. Setelah perang dunia kedua, Institute itu diberi nama Planck dan ia kembali menjabat kedudukan presiden sampai akhir hayatnya.

3.    Arthur Holly Compton (1892 – 1962)
Ia dilahirkan di Ohio dan mengalami pendidikan di Wooster College dan Princeton. Ketika ia bekerja di Washington University di St. Louis ia menemukan bahwa panjang gelombng sinar-x bertambah jika mengalami hamburan, dan pada tahun 1923 ia dapat menerangkan hal itu berdasarkan kuantum cahaya. Pekerjaan ini telah meyakinkan orang akan kebenaran realitas foton, sebenarnya Compton sendirilah yang mengajukan kata “foton”. Setelah ia menerima hadiah Nobel pada tahun 1927, Compton bekerja di University of Chicago untuk mempelajari sinar kosmik dan menolong menjelaskan bahwa sinar ini sebenarnya terdiri dari partikel yang bergerak cepat (sekarang ternyata bahwa partikel itu adalah inti atom, dan sebagian besar adalah proton) yang berputar dalam ruang dan bukan sinar gamma. Ia membuktikan hal ini dengan memperlihatkan bahwa intensitas sinar kosmik berubah terhadap lintang, dan hal ini hanya dapat diterima jika partikel itu adalah ion yang lintasannya dipengaruhi oleh medan magnetik bumi. Selama Perang Dunia II, Compton merupakan salah satu tokoh pimpinan yang mengembangkan bom atom.
4.    Louis de Broglie (1892 – 1987)
Louis-Victor-Pierre-Raymond, duc de Broglie, banyak dikenal sebagai Louis de Broglie (15 Agustus 1892–19 Maret 1987), ialah fisikawan Perancis dan pemenang hadiah Nobel. Berasal dari keluarga Prancis yang dikenal memiliki diplomasi dan kemiliteran yang baik. Pada mulanya ia adalah siswa sejarah, namun akhirnya ia mengikuti jejak kakaknya Maurice de Broglie untuk membina karir dalam fisika.Pada 1924, tesis doktoralnya mengemukakan usulan bahwa benda yang bergerak memiliki sifat gelombang yang melengkapi sifat partikelnya. Dua tahun kemudian Erwin Schrodinger menggunakan konsep gelombang de Broglie untuk mengembangkan teori umum yang dipakai olehnya bersama dengan ilmuwan lain untuk menjelaskan berbagai gejala atomik. Keberadaan gelombang de Broglie dibuktikan dalam eksperimen difraksi berkas elektron pada 1927 dan pada 1929 ia menerima Hadiah Nobel Fisika.
5.    Max Born (1882 – 1970)
     Max Born dilahirkan pada 11 Desember 1882, di Breslau, Jerman (kini Wroclaw, Polandia). Born belajar fisika di Universitas Breslau, Heidelberg, dan Zürich. Pada 1909, ia ditunjuk sebagai dosen di Georg-August-Universitaet Goettingen, di mana ia bekerja sampai 1912, saat ia pindah ke Universitas Chicago. Pada 1915, ia kembali ke Jerman namun harus masuk Militer Jerman. Pada 1919, ia menjadi guru besar di Universitas Frankfurt-am-Main, dan kemudian profesor di Göttingen pada 1921. Selama masa inilah Born merumukan penafsiran probabilitas fungsi kepadatan dalam persamaan mekanika kuantum Schroedinger.
 Gagasannya menggantikan teori kuantum yang asli; kini, persamaan matematika Born dimanfaatkan. Pada 1933, Born meninggalkan Jerman untuk menghindari meningkatnya anti-Semitisme dan menerima posisi dosen di University of Cambridge. Dari 1936 sampai 1953, ia adalah guru besar Filsafat Alam di Universitas Edinburgh di Skotlandia. Selama masa ini, kerja Born berfokus pada elektrodinamika nonlinear. Pada 1953, Born pensiun dan kembali ke Jerman di Bad Pyrmont, dekat Gottingen. Ia menjadi warganegara Inggris dan anggota Royal Society di London pada 1939.Pada 1954, Born menerima Hadiah Nobel Fisika untuk karyanya pada fungsi kepadatan probabilitas dan studinya pada fungsi gelombang. Slain memenangkan Penghargaan Nobel, Born dianugerahi Stokes Medal dari Cambridge University dan Hughes Medal (1950).Ia menerbitkan sejumlah karya termasuk, The Restless Universe, Einstein’s Theory of Relativity (1924), dan Natural Philosophy of Cause and Chance. Born meninggal di Göttingen, Jerman pada 5 Januari 1970.
6.    Werner Heisenberg (1901 – 1976)
Werner Karl Heisenberg (5 Desember 1901 – 1 Februari 1976) adalah seorang ahli teori sub-atom dari Jerman, pemenang Penghargaan Nobel dalam Fisika 1932. Werner Heisenberg dilahirkan pada tanggal 5 Desember 1901 di Würzburg, Jerman. Werner ini jagoan bahasa Yunani dan Latin karena ayahnya, August, bekerja sebagai guru bahasa klasik tersebut. Waktu pertama kali ia masuk sekolah, Werner masih malu-malu dan sangat sensitif, tetapi tidak lama ia mulai percaya diri. Malah guru-gurunya semua mengakui bakat yang dimilikinya di hampir semua mata pelajaran terutama bahasa dan matematika. Heisenberg kecil memang suka sekali matematika. Ini disebabkan guru matematikanya, Christoph Wolff, selalu menantangnya untuk mengerjakan soal-soal matematika dan fisika yang tidak biasa. Dalam waktu singkat Heisenberg sudah lebih jago dibanding gurunya itu. Apalagi di rumahnya ia selalu bersaing dengan kakaknya, Erwin, yang jago kimia (Erwin Heisenberg belakangan menjadi ahli kimia). Selama masa Perang Dunia I seluruh Bavaria, Jerman, mengalami kesulitan pangan. Pernah Heisenberg jatuh pingsan di jalan sewaktu sedang bersepeda karena ia begitu kelaparan. Ayahnya dan guru-gurunya sering pergi ke garis depan untuk membantu pasukan perang. Heisenberg terpaksa belajar sendiri materi matematika dan fisika (ia melahap habis teori relativitas Einstein tanpa bantuan gurunya). Hasilnya, ia justru sudah menguasai bahan yang seharusnya belum diajarkan di sekolah menengah atas.Heisenberg muda sangat membenci peperangan dan sering melarikan diri dari suasana kekerasan di Jerman saat itu. Ia bersama teman-temannya sering naik gunung, demi menyelamatkan rasa cintanya terhadap tanah airnya melalui alam. Dia bahkan mengetuai kelompok anak-anak pecinta alam yang selalu menghabiskan waktunya dengan cara hiking, camping, main ski, memanjat gunung, jalan-jalan di pedesaan, dan semua kegiatan alam lainnya. Kelompok ini merupakan kelompok yang anti rokok dan anti minum minuman keras. Setiap minggu kelompok anak-anak muda ini berkumpul untuk menghidupkan kembali musik dan seni puisi Jerman. Heisenberg ini ahli puisi Roma. Dia juga jago main piano klasik dan sudah sering ikut konser sejak masih berusia 12 tahun. Cuma ada satu hal lain yang bisa mengalihkan perhatiannya dari musik, puisi, dan alam bebas.Matematika! Saking cintanya dengan matematika, Heisenberg berniat mengambil jurusan matematika murni di University of Munich pada tahun 1920. Tapi wawancaranya dengan Ferdinand von Lindeman, profesor matematika di sana, tidak terlalu sukses. Jadi Heisenberg menemui profesor lain, Arnold Sommerfeld, seorang begawan fisika teori. Ternyata Sommerfeld bisa melihat bakat terpendam anak muda yang sangat gemar berpetualang di alam bebas ini. Jadilah Heisenberg melenceng dari minatnya semula dan malah masuk jurusan fisika. Tapi sebelum hari pertama ia mulai kuliah, Heisenberg menyempatkan diri untuk pergi hiking dengan teman-temannya dan sempat terkena typhoid yang hampir saja merenggut nyawanya. Secara ajaib ia bisa sembuh tepat pada waktu ia harus mulai kuliah walaupun saat itu ia tidak mendapatkan sumber pangan yang cukup gizi.
Di awal masa kuliahnya Heisenberg masih ragu-ragu dengan pilihannya itu. Ia justru lebih banyak mengambil kuliah matematika dibanding fisika karena takut tidak cocok dengan pilihannya itu. Kalau ia tetap mengikuti kuliah matematika, ia kan masih tetap bisa mengikuti jika nantinya ternyata benar tidak cocok di fisika dan ingin pindah lagi ke matematika. Tapi ternyata fisika benar-benar sudah mencuri hatinya. Mulai semester keduanya di jurusan fisika, ia sudah betah mengikuti semua kuliah Sommerfeld. Selama kuliah di University of Munich, perhatian Heisenberg terpecah antara fisika teori dan petualangannya di alam bebas. Dia ini benar-benar pecinta alam. Sering kali ia camping di gunung dan hiking ke stasiun kereta terdekat di pagi harinya supaya bisa kembali di Munich tepat waktu untuk mengikuti kuliah fisika teori. Untung saja kuliahnya tidak terbengkalai. Tetapi ada satu kelemahannya yang pada akhirnya hampir membuatnya tidak lulus. Ia sama sekali tidak mengerti eksperimen di laboratorium. Ia memang jagoan di fisika teori, tetapi ketika ditanya berbagai hal tentang fisika eksperimen, ia benar-benar tidak tahu. Profesor Wilhem Wien memberinya nilai F pada ujian akhir untuk mendapatkan gelar doktor. Sommerfeld kembali menjadi penyelamat dengan memberinya nilai A untuk kejeniusannya di bidang fisika teori. Jadi Heisenberg pun akhirnya mendapatkan gelar doktornya walaupun dengan nilai C (rata-rata dari A dan F).Sommerfeld tidak salah sewaktu memberinya nilai A untuk fisika teori. Terbukti Heisenberg sangat jagoan mengutak-utik teori-teori fisika. Ia pun berhasil menjadi profesor termuda Jerman di Leipzig saat masih berusia 25 tahun. Hasil utak-utiknya melahirkan teori mekanika kuantum yang memberinya sebuah Nobel Fisika di tahun 1932. Pada tahun 1937 Heisenberg kembali tampil dalam konser piano klasik. Konser ini menjadi yang paling tidak terlupakan selama hidupnya karena saat itulah ia bertemu Elisabeth Schumacher, putri seorang profesor ekonomi yang terkenal di Berlin, yang dinikahinya tiga bulan kemudian. Keluarga Heisenberg kemudian dikaruniai tujuh orang anak, yang pertama adalah sepasang kembar. Beberapa bulan setelah pernikahannya, keluarga muda ini pindah kembali ke Munich untuk memenuhi keinginan Sommerfeld yang saat itu sudah berusia 66 tahun dan harus pensiun. Sommerfeld ingin supaya Heisenberg menggantikan posisinya sebagai profesor fisika teori di University of Munich.
Sewaktu pecah Perang Dunia II, banyak ilmuwan Jerman yang ramai-ramai pergi dari Jerman karena ingin menghindari Nazi dan Hitler. Heisenberg membuat keputusan yang sangat mengejutkan rekan-rekan fisikawan saat itu. Ia bertekad untuk menetap di Jerman. Keterikatannya dengan alam Jerman telah membuatnya begitu mencintai tanah airnya itu. Ternyata keputusannya ini membuatnya terpaksa bekerja untuk pemerintah Jerman dalam usaha membuat bom atom. Entah kenapa, fisikawan jenius ini tidak pernah berhasil membuat bom atom tersebut dan malah dikalahkan oleh para fisikawan di Amerika. Padahal timnya dibantu juga oleh salah satu penemu reaksi fisi nuklir, Otto Hahn. Ada gosip yang mengatakan bahwa Heisenberg sengaja bergabung dengan tim peneliti Jerman itu supaya bisa melakukan sabotase agar Nazi tidak bisa memenangkan perang. Heisenberg bahkan sempat diciduk ke kamp konsentrasi Nazi karena dikira berkhianat.Setelah lepas dari kamp konsentrasi Heisenberg kembali menekuni fisika teori dan menghasilkan karya kontroversial yang membuatnya sangat terkenal: Prinsip Ketidakpastian Heisenberg atau Heisenberg’s Uncertainty. Pendekatan tidak biasa yang dilakukannya membuat teorinya ini tidak begitu saja diterima oleh dunia fisika saat itu. Begitu banyak yang menentang teori ini, sampai-sampai Heisenberg sempat menangis karenanya. Keteguhannya berhasil membuat teorinya ini diterima, bahkan menjadi sangat populer. Ia juga banyak menerima penghargaan bergengsi selain Nobel. Pada tanggal 1 Februari 1976 Werner Heisenberg yang sakit kanker meninggal dunia di rumahnya di Munich.
Pada tahun 1927, Heisenberg mengembangkan suatu teori yang ditentang Einstein habis-habisan yaitu teori ketidakpastian. Menurut teori ini makin akurat kita menentukan posisi suatu benda, makin tidak akurat momentumnya (atau kecepatannya) dan sebaliknya. Jadi kita tidak bisa menentukan letak benda secara akurat. Dengan kata lain benda mempunyai kemungkinan berada di mana saja. Einstein bilang teori ini tidak masuk akal. Ia menentang teori ini hingga akhir hayatnya. Mana mungkin kita bisa percaya pada teori yang mengatakan bahwa posisi bulan tidak menentu, ejek Einstein. Einstein lebih suka melihat bulan mengorbit secara teratur, “I like to believe that the moon is still there even if we don’t look at it.” Einstein juga berargumen bahwa tidak mungkin Tuhan bermain dadu “God doesn’t play dice” dalam mengatur alam semesta ini.Walau ditentang oleh fisikawan sekaliber Einstein, rupanya Heisenberg tidak kapok, ia maju terus mengembangkan teorinya. Usahanya ini tidak sia-sia, akhirnya teori Heisenberg ini menjadi salah satu fondasi dari mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum menjadi primadonanya fisika. Oleh Feynman, Elektrodinamika kuantum (mekanika kuantum yang digabung dengan teori relativistik Einstein) dijuluki “the jewel of physics”. Berkat mekanika kuantum inilah orang dapat mengembangkan berbagai teknologi mutakhir yang ada sekarang ini, mulai dari TV, kulkas, mainan elektronika, laser, bom atom yang dahsyat, hingga pembuatan-pembuatan chip-chip komputer super cepat.


BAB I
   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap siswa mempunyai motivasi dalam dirinya untuk belajar. Namun, sebagian dari mereka sering kali merasa takut untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, seperti takut selalu tertinggal dalam mempelajari suatu topik atau tema pembelajaran. Agar siswa mempunyai motivasi dalam proses belajar, maka metode yang digunakan dalam proses belajar harus diperbaharui disesuaikan dengan minat, kecerdasan dan gaya belajar siswa. Salah satu cara dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar siswa lebih aktif atau banyak berperan dalam proses belajar, salah satu media pembelajaran yang merupakan alternatif atau solusi yang menjanjikan untuk menggantikan pola pengajaran konvensional di kelas dalam mempelajari mata pelajaran fisika bagi siswa yaitu E-learning. Secara garis besar, setiap disiplin ilmu dapat ditunjang dengan suatu pembelajaran yang berbasiskan e-learning. Namun demikian, persoalan bagaimana atau sejauh mana e-learning dapat menunjang pembelajaran suatu disiplin ilmu pada akhirnya akan kembali kepada kekhasan sifat yang dimiliki oleh masing-masing disiplin ilmu. Fisika adalah suatu disiplin ilmu eksakta yang yang mempelajari tentang pola fenomena fisik alam dalam bentuk peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sifat dan gejala-gejala materi abiotik .Berdasarkan data-data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ali hidayat(2012) menunjukkan adanya suatu opini publik bahwa mata pelajaran Fisika merupakan momok yang ditakuti oleh siswa SMA IPA sekaligus mata pelajaran yang kurang diminati. Akibatnya, motivasi dan efektivitas siswa SMA IPA dalam mempelajari fisika tidak dapat dibina secara optimal karena relatif rendahnya tingkat pemahaman dan ketertarikan siswa yang bersangkutan dalam mempelajari fisika.
Berangkat dari persoalan di atas, maka diperlukan suatu alternatif metode pembelajaran yang bersifat lebih menunjang aktivitas pembelajaran fisika di SMA sekaligus membangkitkan semangat dan motivasi siswa sebagai peserta didik. Elearning yang merupakan perangkat elektronik yang dinamis dan penuh kemudahan adalah solusi yang paling prospektif. E-learning dipercaya secara dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik dengan tipe belajar yang berbeda-beda, baik audio, visual, terlebih lagi peserta didik dengan tipe pembelajaran audio-visual. Melirik berbagai pendapat tersebut di atas maka sistem pembelajaran yang berbasiskan e-learning dapat dipandang sebagai suatu alternatif solusi yang tepat dalam konteks pengoptimalan proses belajar. Dalam hal ini, pengoptimalan proses belajar diindikasikan dari adanya peningkatan motivasi dan efektivitas belajar dalam diri siswa atau peserta didik.
Selanjutnya, berangkat dari dari latar belakang masalah tersebut, maka penulisan makalah ini  diberi judul “pengaruh penggunaan E-learning terhadap motivasi belajar Fisika siswa pada materi hukum Newton tentang gerak”.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah “ apakah penerapan model pembelajaran E-learning dapat meningkatkan motivasi belajar Fisika siswa pada materi hukum  Newton tentang gerak “.

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah untuk mendapatkan gambaran peningkatan motivasi belajar Fisika siswa pada materi hukum  Newton tentang gerak.

D.    Manfaat
1.    Hasil makalah ini dapat dijadikan referensi tentang potensi model pembelajaran Fisika berbasis e-learning dalam meningkatkan motivasi belajar fisika siswa pada materi hukum  Newton tentang gerak.
2.    Dapat di manfaatkan oleh guru-guru Fisika di sekolah sebagai model; pembelajaran alternatif dalam mengajarkan materi Fisika pada siswa.
BAB II
     PEMBAHASAN

A.    Hakekat Belajar dan Pembelajaran
Berbagai konsep dan defenisi  belajar dikemukakan para ahli dan masing-masing mempunyai konsep dan defenisi yang berbeda. Itu karena adanya pola pikir atau pola pandang dan penafsiran tentang kegiatan belajar itu sendiri, namun pada dasarnya arah prinsip dan tujuannya tak berbeda.
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah menghafalkanmateri pelajaran. Sebagian yang lain menganggap belajar sebagai latihan seperti latihan membaca dan menulis. Pada hakikatnya belajar merupakan sebuah pengalaman yang menyebabkan perubahan dalam tingkah laku menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis dan bersifat menetap. Perubahan tersebut tampak dari keadaan mahasiswa sebelum dan sesudah belajar. Belum tahu menjadi mengerti dan belum bisa menjadi terampil. Definisi tersebut sesuai dengan pendapat Morgan dalam Purwanto (2007) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Selanjutnya Gagne  (2007) mengatakan belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi mahasiswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Pendapat yang lain dikemukakan Winkel dalam Uno (2007) yang menyebutkan belajar sebagai suatu aktivitas mental-psikis yang berinteraksi aktif dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas. Seseorang dikatakan belajar jika ia berinteraksi dengan lingkungannya. Hubungan tersebut menyebabkan perubahan dalam diri individu. Perubahan yang paling mendasar yakni bertambahnya pengetahuan. Dari belum tahu menjadi tahu. Selanjutnya pengetahuan atau bisa disebut pengalaman itu dapat merubah tingkah lakunya.
Dari defenisi tentang belajar diatas maka dapat dipahami bahwa belajar adalah aktivitas individu yang dilakukan  secara sadar yang melibatkan proses dan bentuk pemikiran untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku pada individu.
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar dapat bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Peristiwa belajar yang disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik dari pada belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial masyarakat. Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan.

B.    E-Learning
1.    pengertian e-learning
Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning, menurut (Hartley, 2001) E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain, sedangkan menurut (Thomas, 2003) E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda,dan menurut  hidayat,(2012) E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa E-Learning berasal dari perpaduan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.

2.    Manfaat E-learning
 Ali hidayat (2012) memaparkan bahwa e-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dengan adanya e-learning para guru/ dosen/ instruktur akan lebih mudah:
a.    melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
b.     mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
c.     mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
    Menurut Hidayat (2012) ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning yang lain, diantaranya adalah:
a.    Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
b.    Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur.
c.    Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
d.    Mempermudahpenyempurnaandanpenyimpananmateripembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Selanjutnya Soekrtawi (2005) mengatakan bahwa manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang:
a)    Manfaat bagi siswa
    Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b)    Manfaat bagi pengajar
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya. Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain:
1)    mampu meningkatkan pemerataan pendidikan
2)    mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah
3)    meningkatkan prestasi belajar
4)    meningkatkan kehadiran siswa di kelas
5)    meningkatkan rasa percaya diri
6)    meningkatkan wawasan (outward looking)
7)    mengatasi kekurangan tenaga pendidikan
8)    meningkatkan efisiensi.

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.

3.    Kelebihan Menggunakan E-learning
Menurut Sutisna(2008) ada beberapa kelebihan menggunakan e-learning:
a.    Peserta didk dapat belajar kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
b.    Efisiensi waktu dan biaya perjalanan.
c.     Peserta didk dapat memilih materi pembelajaran sesuai dengan level pengetahuannya.
d.    Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar secara remote melalui ruang chatting.
e.     Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
f.     Keberhasilan menyelesaikan pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar untuk lebih bertanggung jawab dalam studinya.
g.    Mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
h.     Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
i.     Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
j.    Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
k.    Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

4.    Kekurangan E-Learning
Sutisna (2008) mengemukakan beberapa kekurangan menggunakan e-learning yait:
a.    Peserta didik yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran.
b.    Peserta didik dapat merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
c.    Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
d.    Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
e.      Beberapa subjek/mata kuliah bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
f.     Peserta didik harus menyediakan waktu untuk mempelajari software/aplikasi e-learning sehingga dapat mengganggu beban belajarnya.
g.    Peserta didik yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
h.    Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.
i.    Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
j.     Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
k.    Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
l.    Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
m.    Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan internet.
n.    Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
o.    Proses belajar mengajar cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.

5.    Sintaks E-learning
Adapun sintaks-sintaks e-learning menurut  wijaya,(2012):
1.    Guru menyiapkan materi pelajaran dalam bentuk fail.
2.    Guru mengupload fail materi ke situs e-learning
3.    Guru meminta siswa untuk mengakses situs yang telah disediakan oleh guru.
4.    Guru membimbing siswa dalam chat room untuk mengerjakan latihan pemecahan masalah yang terdapat dalam buku ajar
5.    Guru meminta siswa mengerjakan evaluasi
6.    Guru menilai hasil kerja siswa
    Sedangkan menujuk dari sebuah makalah yang saya kutip sintaks model pembelajaran e-learning yaitu:
1.    Mempelajari materi melalui file yang disediakan oleh pendidik
(file Pdf, doc, ppt, html, swf, flv, dll). Siswa juga dapat mencari materi yang masih berhubungan dengan materi yang diberikan oleh guru.
2.    Memperdalam materi melalui tutorial online (forum diskusi, chatting, konferensi)  dan tutorial tatap muka
3.    Mempraktekkan/Menerapkan melalui kegiatan praktek live (sinkronous live) dan mengerjakan tugas (assignment)
4.    Mengukur penguasaan melalui kuis dan test akhir

C.    Konsep E-Learning
Fakta dilapangan/sekolah bahwa  metode pengajaran konvensional dalam beberapa aspek dirasa kurang menunjang jika dibandingkan dengan metode pengajaran modern seperti e-learning. Namun demikian, dalam metode e-learning tidak serta merta dijadikan sebagai subtituen dari metode pengajaran konvensional, tetapi secara terintegrasi difungsikan sebagai suplemen materi pengajaran konvensional. Terkait dengan fungsinya sebagai suplemen penunjang metode pembelajaran konvensional, terdapat berbagai elemen yang terdapat dalam sistem e-learning,yang dikemukakan oleh Hidayat (2012) antara lain:
1)    Soal-soal
Materi dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang disediakan dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan.

2)    Komunitas
Para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungan dan berbagai informasi yang salaing menguntuingkan.
3)    Pengajar online
Para pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar,menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
4)    Kesempatan bekerja sama
Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan secara bersamaan atau realtime tanpa kendala jarak.
5)    Multimedia
Penggunaan teknologi audio dan video, dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar seperti telepon, voice mail telephone, radio, audio, televisi, videotape, video text, video messaging.

D.    Penerapan Model Pembelajaran E-learning
Ketika memutuskan untuk menerapkan pembelajaran E-learning yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami model CAL+CAT (computer assisted learning+computer assisted teaching) yang akan diterapkan. Model CAL+CAT diantaranya: Learning management system (LMS).
LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan pengajar dan peserta didik dan keduanya harus terkoneksi dengan internet untuk menggunaka aplikasi ini.Dalam hal ini Hidayat (2012) mengemukakan ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan program e-learning yakni(Ali hidayat,2012) :
1)    Menentukan strategi yang jelas tentang target audience, pembelajarannya, lokasi audience, ketersediannya infrastruktur, budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang tunai.
2)    Menentukan peralatan misalnya hoste vs installed LMS dan Commercial or OS-LMS,
3)    Adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian berkaitan dengan program e-learning yang dikembangkan di sekolah.
4)    Menyiapkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik, usulan yang dapat diimplementasikan serta menyiapkan short response time. Kesemuanya itu, hendaknya perlu dipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka panjang.

Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuat



E.    Motivasi Belajar
1.    Pengertian motivasi
Seseorang tidak akan melakukan suatu perbuatan tanpa ada kekuatan dalam dirinya yang mendorong untuk mencapai apa yang diinginkan. Dorongan tersebut dapat berasal dari dirinya sendiri ataupun diluar dirinya sendiri seperti melakukan sesuatu demi orang lain, ingin mendapat pujian, hadiah dan sebagainya. Demikian juga dengan mahasiswa. Kegiatan belajar didasari oleh keinginan meraih prestasi yang diimpikan atau bisa jadi hanya karena ingin mendapatkan hadiah yang dijanjikan orangtua. Dorongan tersebut bernama motivasi. Motivasi berasal dari kata motif yaitu daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif tersebut motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2001).
Efendi (2008) mendefinisikan motivasi sebagai kondisi internal yang membangkitkan seseorang untuk bertindak, mendorong seseorang mencapai tujuan tertentu dan membuatnya tetap tertarik dalam kegiatan tersebut.
Sedangkan Uno (2007) menjelaskan motivasi merupakan kekuatan dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
  Jadi dapat di simpulkan bahwa  motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator tersebut yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan mahasiswa dapat belajar dengan baik.
2.    Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dalam hal ini adalah belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar akan berusaha dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Sebaliknya apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi belajar maka ia tidak tahan belajar. Dia mudah tergoda mengerjakan hal yang lain. Hal ini berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Menurut Sardiman (2001) motivasi belajar mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
a.    Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu kegiatan belajar.
b.    Motivasi mentukan arah perbuatan pada pencapaian tujuan yang diharapkan yaitu mencapai prestasi yang maksimal. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c.     Motivasi berfungsi untuk menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan.

3.    Jenis-Jenis Motivasi Belajar
a.    Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan (Iskandar, 2009). Motivasi intrinsik hidup dalam diri mahasiswa yang dapat aktif sendiri tanpa perlu rangsangan dari luar karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (kegiatan belajar) guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (prestasi yang maksimal). Dalam hal ini pujian atau hadiah tidak diperlukan oleh mahasiswa untuk belajar.
b.    Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah daya dorongan dari luar diri seorang mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri (Iskandar, 2009). Motivasi ekstrinsik akan aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar diri mahasiswa. Beberapa bentuk motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran menurut Winkel dalam Yamin (2007) dapat berupa belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan, belajar demi meningkatkan gengsi dan belajar demi memperoleh pujian dari orang tua atau dosen.
Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar sebab tidak semua materi belajar menarik minat mahasiswa atau sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi ini dapat berasal dari dosen, teman, keluarga maupun lingkungan yang akan memicu keinginan mahasiswa untuk belajar.

4.    Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2001) seorang yang termotivasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Tekun menghadapi tugas. Maksudnya dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai.
b.     Ulet menghadapi kesulitan. Ulet dapat diartikan dengan tidak mudah putus asa.
c.     Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan.
d.    Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.
e.    Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.
f.    Senang dan rajin, penuh semangat serta cepat bosan dengan tugastugas rutin. Hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang sehingga kurang kreatif.
g.    Dapat mempertahankan pendapatnya.
h.    Mengerjakan tugas-tugas jangka panjang.
i.    Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
j.    Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.
Mahasiswa yang termotivasi akan senang mencari dan memecahkan soal-soal (tugas-tugas). Sebuah tugas dianggap sebagai suatu alat untuk mendalami materi pelajaran. Tidak jarang membutuhkan waktu dan energi yang lebih untuk menyelesaikannya dengan baik. Seorang mahasiswa yang termotivasi dapat bekerja (mengerjakan tugas) dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sampai tugas itu selesai. Selain itu juga dibutuhkan suatu ketekunan yang luar biasa. Dengan kata lain mahasiswa tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

5.    Indikator Motivasi Belajar
Uno(2007) mengemukakan indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut  :
a.    Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b.     Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c.    Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d.    Adanya penghargaan dalam belajar
e.    Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f.    Adanya lingkungan yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang peserta diklat dapat belajar dengan baik.

F.    Hubungan antara penggunaan metoda e-learning dengan motivasi belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayat (2012), ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa yang menggunakan cara konvensional dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peningkatan motivasi belajar secara signifikan ditemukan pada siswa yang menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat dirumuskan bahwa ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan peningkatan hasil belajar pada siswa menggunakan elearning dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Berdasarkan pada hasil penelitian  yang dilakukan oleh Wijaya(2012) menyatakan bahwa dengan model pembelajaran e-learning minat siswa dalam belajar semakin meningkat, proses belajarpun dirasakan menarik dan tidak membosankan karena siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatakan motivasi belajar siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.
Dalam penelitian yang di lakukan oleh Hidayat(2012) di SMAN 1 Depok yang merujuk kepada keterkaitan antara pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan efektivitas pembelajaran fisika siswa, pada setiap tingkat kelas dikelompokkan ke dalam 2 katagori berdasarkan pola kelompok paralel yang ekuivalen, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang dikenakan variabel eksperimen, yaitu menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran. Sedangkan kelompok kontrol, adalah kelompok siswa yang dikenakan pembelajaran secara konvensional. Berdasarkan 50 item pertanyaan yang merujuk kepada keterkaitan antara pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan efektivitas pembelajaran fisika bagi siswa didapatkan data-data kuantitatif yang dapat dianalisis secara interpretatif, adapun data-datanya sebagai berikut:
One-Sample T Test
Tabel 1.1 Total nilai rat-rata jawaban item pertanyaan
Berdasarkan rata-rata total bobot jawabanresponden yaitu 3,75>3, yang berarti H₀ di tolak H₁ diterimah.jadi berdasarkan data yang diperoleh dapat di simpulkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa yang  menggunakan e-learningdalaam pembelajaran.
Tabel 1.2 Uji one-sample t test untuk mengetahui thitung
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima
Jika thitug > ttabel, maka Ho ditolak
Berdasarkan data diatas thitung 122,3 > ttabel 2,000, maka Ho ditolak. Jadi kesimpulannya ada peningkatan motivasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran elektronik (E-Learning).










G.    Hukum Newton Tentang Gerak
1)    Hukum I Newton
Berdasarkan penemuan ini, Isaac Newton (1642-1727), membangun teori geraknya yang terkenal. Analisis Newton tentang gerak dirangkum dalam “tiga hukum gerak”-nya yang terkenal.Pada kenyataannya, hukum pertama Newton tentang gerak sangat dekat dengan
kesimpulan Galileo. Hukum I Newton menyatakan bahwa: Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.
Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut nersia (kelembaman). Sehingga, Hukum I Newton sering disebut Hukum Inersia. Hukum I Newton tidak selalu berlaku pada setiap kerangka acuan. Sebagai contoh, jika kerangka acuan kalian tetap di dalam mobil yang dipercepat, sebuah benda seperti cangkir yang diletakkan di atas dashboard mungkin bergerak ke arah kalian (cangkir tersebut tetap diam selama kecepatan mobil konstan). Cangkir dipercepat ke arah kalian tetapi baik kalian maupun orang atau benda lain memberikan gaya kepada cangkir tersebut dengan arah berlawanan. Pada kerangka acuan yang dipercepat seperti ini, Hukum I Newton tidak berlaku. Kerangka acuan di mana Hukum I Newton berlaku disebut kerangka acuan inersia. Untuk sebagian besar masalah, kita biasanya dapat menganggap bahwa kerangka acuan yang terletak tetap di Bumi adalah kerangka inersia (walaupun hal ini tidak
tepat benar, karena disebabkan oleh rotasi Bumi, tetapi cukup mendekati). Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan (misalnya sebuah mobil) relatif terhadap kerangka inersia juga merupakan kerangka acuan inersia. Kerangka acuan di mana hukum inersia tidak berlaku, seperti kerangka acuan yang dipercepat di atas, disebut kerangka acuan noninersia. Bagaimana kita bisa yakin bahwa sebuah kerangka acuan adalah inersia atau tidak? Dengan memeriksa apakah Hukum I Newton
berlaku. Dengan demikian Hukum I Newton berperan sebagai definisi kerangka acuan inersia.

2)    Hukum II Newton
Hukum I Newton menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka bendatersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak, akan
bergerak lurus beraturan (kecepatan konstan). Selanjutnya, apa yang terjadi jika sebuah gaya total diberikan pada benda tersebut?
Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan memperkecil laju benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arah gerak benda, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat dikatakan bahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan. Bagaimana hubungan antara percepatan dan gaya?
Pengalaman sehari-hari dapat menjawab pertanyaan ini. Ketika kita mendorong kereta belanja, maka gaya total yang terjadi merupakan gaya yang kita berikan dikurangi gaya gesek antara kereta tersebut dengan lantai. Jika kita mendorong dengan gaya konstan selama selang waktu tertentu, kereta belanja mengalami percepatan dari keadaan diam sampai laju tertentu, misalnya 4 km/jam. Jika kita mendorong dengan gaya dua kali lipat semula, maka kereta belanja mencapai 4 km/jam dalam waktu setengah kali sebelumnya. Ini menunjukkan percepatan kereta belanja dua kali lebih besar. Jadi, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang diberikan. Selain bergantung pada gaya, percepatan benda juga bergantung pada massa. Jika kita mendorong kereta belanja yang penuh dengan belanjaan,
kita akan menemukan bahwa kereta yang penuh memiliki percepatan yang lebih lambat. Dapat disimpulkan bahwa makin besar massa maka akan makin kecil percepatannya, meskipun gayanya sama. Jadi, percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan ini selanjutnya dikenal sebagai Hukum II Newton, yang bunyinya sebagai berikut:
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.
Hukum II Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam persamaan:
a =m/ΣF  atau  ΣF = m.a
dengan:
a = percepatan (m/s2)
m = massa benda (kg)
ΣF = resultan gaya (N)
Satuan gaya menurut SI adalah newton (N). Dengan demikian, satu newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. Dari definisi tersebut, berarti 1 N = 1 kg.m/s2.

3)    Hukum III Newton
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang? Berdasarkan pengamatan membuktikan bahwa gaya yang
diberikan pada sebuah benda selalu diberikan oleh benda lain. Sebagai contoh, seekor kuda yang menarik kereta, tangan seseorang mendorong meja, martil memukul/mendorong paku, atau magnet menarik paku. Contoh tersebut menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut diberikan oleh benda lain, misalnya gaya yang diberikan pada meja diberikan oleh tangan.
Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang benar tangan memberikan gaya pada meja. Tetapi meja tersebut
jelas memberikan gaya kembali kepada tangan. Dengan demikian, Newton berpendapat bahwa kedua benda tersebut harus dipandang sama. Tangan memberikan gaya pada meja, dan meja memberikan gaya balik kepada tangan. Hal ini merupakan inti dari Hukum III Newton, yaitu: Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.
Hukum III Newton ini kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Untuk menghindari kesalahpahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.
Kebenaran Hukum III Newton dapat ditunjukkan dengan contoh berikut ini. Perhatikan tangan kalian ketika mendorong ujung meja. Bentuk tangan kalian menjadi berubah, bukti nyata bahwa sebuah gaya bekerja padanya.
Kalian bisa melihat sisi meja menekan tangan kalian. Mungkin kalian bahkan bisa merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kalian; rasanya sakit! Makin kuat kalian mendorong meja itu, makin kuat pula meja tersebut mendorong balik. Perhatikan bahwa kalian hanya merasakan gaya yang diberikan pada kalian, bukan gaya yang kalian berikan pada benda-benda lain.









BAB III
          PENUTUP
A.    K esimpulan
Berdasarkan pembahasan  yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran E-learning dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
B.    Saran
Berdasarkan  pada kesimpulan, adapun saran yang dapat di sampaikan ialah Komponen pendidik hendaknya memanfaatkan fungsi-fungsi pembelajaran e-learning secara optimal ke dalam proses belajar mengajar demi membangun motivasi siswa sehingga siswa dapat belajar dengan lebih giat. Lebih lanjut diharapkan agar nantinya motivasi siswa dapat berdampak pada meningkatnya efektivitas belajar siswa yang diukur dari peningkatan hasil belajar siswa.


















DAFTAR PUSTAKA
Darin E. Hartley, Selling e-Learning, American Society for Training and
Development, 2001.
Gagne, R. M., Briggs, L. J. & Wagner, W. W. (1992). Principles of instructional design (4thed.).New York: Holt, Reihhart and Winston
Hajar, nur.2010. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar . www. google.com. diakses pada tanggal 13 januari 2014.
Hamruni. 2009. Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,
Yogyakarta : UIN Sunan Kali Jaga.
Hermawan,eric.2009.Hubungan sikap terhadap metode e-learning dengan
Prestasi belajar pada mahasiswa angkatan 2006 dan 2007 Universitas indonusa esa unggul. www.google.com diakses pada tanggal 13 januari 2014.
Hidayat,ali.2012.pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan efektivitas pembelajaran fisika bagi siswa sma .www.google.scholar. diakses pada tanggal 6 desember 2013
Hidayat,novi.2010.Sistem e-learning Untuk meningkatkan proses belajar mengajar. www.google.com diakses pada tanggal 13 januari 2014.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta : Gaung
Persada Perss.
Purwo O.W.dkk.2001.Teknologi e-Learning. www.google.com diakses pada tanggal 2 januari 2014.
Rahman,haerul.2008. Peningkatan motivasi belajar   peserta. www.google.com diakses pada tanggal 13 januari 2014.
Safruddin.2003. Peningkatan motivasi belajar peserta.www.google.com.diakses pada tanggal 13 januari 2014.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Sutisna,nia.2008.makalah elearning(elektronik learning).www.google.scholar.
diakses pada tanggal 19 desember 2013.
Soekartawi (2002). Prospek pembelajaran melalui internet. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’ yang diselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002
Tafiardi.2002.Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning.   www.google.scholar.diakses pada tanggal 19 desember 2013
Thomas L. Saaty, “The Essentials of the Analytic Network Process with Seven Examples”, Decision Making with Dependence and Feedback: The Super Decisions Software, 2003

Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara.

Wahyu,tri.2007.Studi perbandingan antara teori kontruktivisme dan konsep e-learning dalam pembelajaran.www.google.com di akses pada tanggal 16 januari 2014.
Wijaya,muksin.2012. Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis
Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam Meningkatkan Hasil Belajar. www.google.scholar.diakses pada tanggal 19 desember 2013
Winkel, W. S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

 Prosedur Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran
Berikut ini beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh CMS adalah sebagai berikut:
a.    Assignment
Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil pekerjaan mereka.
b.    Chat
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan online). Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat melakukan dialog teks secara online.
c.    Forum
Sebuah forum diskusi secara online dapat diciptakan dalam membahas suatu materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar dalam suatu forum diskusi.
d.    Kuis
Dengan fasilitas ini memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun test secara online.
e.    Survey
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat secara online.
Moodle juga menyediakan kemudahan untuk mengganti model tampilan (themes) website e-learning dengan menggunakan teknik template. Beberapa model themes yang menarik telah disediakan oleh Moodle. Selain itu tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk merancang dan membuat bentuk tampilan (themes) sendiri.

    Tujuan dan Manfaat CMS
1.    Tujuan media on-line dalam bentuk CMS
CMS bertujuan  memberikan kemudahan kepada penulis untuk mengelola informasi yang ada di sebuah server tanpa harus tahu sebelumnya tentang segala hal yang bersifat teknis. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, CMS memungkinkan penulis untuk dapat mengubah tampilan situs (warna, huruf, gambar, dan lain-lain) tanpa harus mengubah isi/konten/berita/teks yang ada di dalamnya.
2.    Manfaat media on-line dalam bentuk CMS
Berikut ini adalah manfaat penggunaan CMS, antara lain :
1.    Manajemen data
Ini merupakan fungsi utama CMS, semua data/informasi baik yang telah ditampilkan ataupun belum dapat diorganisasikan dan disimpan secara baik. Sewaktu waktu data/informasi dapat digunakan kembali sesuai kebutuhan. Selain itu, CMS juga mendukung berbagai macam format data, seperti XML, HTML, PDF, dan lain-lain. Serta melakukan indexing, fungsi pencarian, dan control terhadap revisi yang dilakukan terhadap data/informasi. Dengan menggunakan CMS proses update dapat dilakukan dengan cepat sehingga menjamin kemutahiran informasi yang ditampilkan.
2.    Mengatur siklus hidup server
Banyak CMS memberikan fasilitas kepada para penggunanya untuk mengelola bagian atau isi mana saja yang akan ditampilkan, masa/waktu penampilan dan lokasi penampilan di server. Tidak jarang sebelum ditampilkan, bagian atau isi yang dimaksud terlebih dahulu di-review oleh editor sehingga dijamin kevaliditsannya.
3.    Mendukung web templating dan standarisasi
Setiap halaman server yang dihasilkan berasal dari template yang terlebih dahulu disediakan oleh CMS. Selain dapat menjaga konsistensi tampilan secara keseluruhan , para penulis dan editor dapat berkonsentrasi secara penuh dalam melaksanakan tugasnya menyediakan isi server. Jika isi telah tersedia, proses publikasi dapat berjalan dengan mudah karena sudah ada template sebelumnya. Beberapa bagian sever biasanya telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat diubah begitu saja. Hal ini dilakukan untuk memberikan standarisasi kepada seluruh bagian server.
4.    Personalisasi server
Setelah sebuah isi ditempatkan kedalam CMS, isi tersebut dapat ditampilkan sesuai keinginan dan kebutuhan penggunanya. Terlebih lagi dengan kelebihan CMS yang dapat memisahkan antara desain dan isi, menyebabkan proses personalisasi dapat berjalan dengan mudah.
5.    Sindikasi
Sindikasi memberikan kemungkinan pada semua server membagi isinya pada server-server lain. Format data yang didukung juga variatif, mulai dari rss, rdf, xml hingga backend scripting . Sama halnya dengan personalisasi, sindikasi juga dapat dilakukan dengan mudah karena isi dan desain telah dibuat terpisah.
6.    Akuntabilitas
Oleh karena CMS mendukung alur kerja dan hak akses yang jelas kepada para penggunanya, data/informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Setiap penulis ataupun editor memiliki tugas masing-masing dengan hak akses yang berbeda-beda pula. Dengan demikian setiap perubahan yang terjadi di server dapat ditelusuri dan diperbaiki seperlunya dengan segera.
    Kelebihan dan Kekurangan CMS
1.    Kelebihannya:
a.    Sederhana atau simple
b.    URL yang dihasilkan bagus
c.    Mendukung tag-tag
d.    Mendukung fasilitas-fasilitas blog umum seperti trackback dan ping
e.    Mendukung RSS syndicate
f.    Banyak plugin atau modul
g.    Tempat sebagai kelas tidak membutuhkan bentuk fisik lagi, semuanya dapat dibangun dalam aplikasi internet.
h.    Melalui internet institusi akan dapat lebih fokus dalam penyelenggaraan program pendidikan.
i.    Program e-learning dapat dilaksanakan dan diupdate secara cepat
j.    Dapat diciptakan interaksi yang bersifat real time maupun non-real time.
k.    Mengakomodasi keseluruhan proses belajar dan juga transaksi.
l.    Dapat diakses dari lokasi manasaja dan bersifat global.
m.    Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis.
n.    Peserta belajar dapat terhubung ke berbagai perpustakaan maya di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman pada bahan ajar.
o.    Guru/instruktur dapat secara cepat menambahkan referensi bahan ajar yang bersifat studi kasus, trend industri dan proyeksi teknologi kedepan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta terhadap bahan ajarnya.
2.    Kekurangan
a.    Mengharuskan menggunakan source kode yang membingungkan.
b.    Kurang fleksibel
c.    Kurang dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang disebabkan oleh buruknya perancangan aplikasi web learning sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, misalnya tidak user friendly, tidak reliabel dan proses yang tidak jelas.
d.    Para pengguna tidak mengetahui dan mengenal secara baik sistem yang digunakan yang disebabkan lemahnya sosialisasi dari sistem (user guide).
e.    Waktu akses yang lambat karena bandwidth yang kecil dan buruknya perancangan materi yang memiliki ukuran file yang besar (akibat adanya unsur audio, video).
A.    Pengertian Media Pembelajaran dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran
1.    Pengertian media pembelajaran
Kata Media Pembelajaran terdiri dari kata media dan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003) mengartikan media sebagai: 1) alat, 2) alat atau sarana komunikasi, 3) sesuatu yang terletak diantara dua pihak, 4) perantara atau penghubung.
Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Dari seluruh pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian media adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi antara dua pihak agar tercapai suatu tujuan secara lebih jelas.
Selanjutnya kata pembelajaran diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003) sebagai proses atau cara atau perbuatan menjadikan orang belajar. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Gagne dan Briggs (1979:3) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan sebagai keseluruhan proses interaksi yang dilakukan secara terencana. tersusun dan terarah dalam suatu lingkungan belajar dalam upaya belajar untuk mengerti dan memahami sesuatu.
Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi antara dua pihak sebagai proses interaksi belajar yang terencana, tersusun dan terarah untuk mengerti dan memahami sesuatu agar menjadi lebih jelas.

2.    Jenis-jenis media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatannya.
a.    Dilihat dari jenisnya, Media dibagi ke dalam:
•    Media Auditif Adalah media yang hanya mengandalkan kemmpuan suara saja, seperti : radio, cassette recorder, piringan hitam media ini tidak cocok untuk orang yang mempuyai kelainan dalam pendengaran.
•    Media Visual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan. Media ini menampilkan gambar diam seperti film, rangkai foto, gambar atau lukisan, cetakandan juga yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
•    Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur rupa dan gambar.yang dubagi atas:    Audiovisual diam   audiovisual gerak  Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu:
a.    Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
b.    Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
c.    Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
d.    Televisi
e.    Benda–benda hidup, simulasi maupun model.
f.    Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
    Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
a.    Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
b.    Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
c.    Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
d.    Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
3.    Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah:
a.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
b.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c.    Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
d.    Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
a.    Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
b.    Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
c.    Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
d.    Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
e.    Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
f.    Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
g.    Membangkitkan motivasi belajar.
h.    Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
i.    Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
j.    Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang).
k.    Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

4.    Fungsi media pembelajaran
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
  Pengertian Media Online dalam Bentuk Content Management System (CMS)
CMS atau Content Management System adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola dan memfasilitasi proses pembuatan, pembaharuan, dan publikasi content secara bersama (collaborative content management) di suatu web.Content mengacu pada informasi dalam bentuk teks, grafik, gambar maupun dalam format-format lain yang perlu dikelola dengan tujuan memudahkan proses pembuatan, pembaharuan, distribusi, pencarian, analisis, dan meningkatkan fleksibilitas untuk ditransformasikan ke dalam bentuk lain. Terminologi CMS sendiri cukup luas, di antaranya mencakup software aplikasi, database, arsip, workflow, dan alat bantu lainnya yang dapat dikelola sebagai bagian dari mekanisme jaringan informasi suatu perusahaan maupun global.
CMS atau (Content Management System) adalah suatu metode dalam mengelola content/isi. Content bisa berupa teks, suara, gambar, video, animasi dan aplikasi lainnya nyang disimpan dalam sebuah database sehingga mudah dalam pengelolaannya. Sesuai dengan nama CMS itu sendiri, website yang menerapkan sistem ini berorientasi terhadap konten. Sudah bukan merupakan kendala yang berarti bagi manajemen atau humas suatu perusahaan/institusi/organisasi untuk memperbarui website-nya. Dengan hak akses dan otoritas masing-masing, setiap bagian dari perusahaan/intitusi/organisasi dapat memberikan kontribusinya ke dalam website tanpa prosedur yang sulit. Dapat dibayangkan suatu perusahaan yang memiliki website konvensional yang belum mengadopsi CMS jika ingin memperbarui datanya. Pihak humas/umum harus menghubungi webmaster website-nya untuk mengirimkan data yang akan diperbarui, baru kemudian data tersebut diolah dan dikonversi menjadi format html oleh webmaster. Prosedur yang panjang ini sangat jelas akhirnya akan membebani biaya perusaahaan dalam operasionalnya sehari-hari dan juga dari segi waktu.
Pada umumnya sebuah CMS memiliki dua bagian kategori yaitu bagian Frontend dan Backend. Kecanggihan dan fitur masing-masing CMS bergantung pada CMS yang digunakan. Penggunaan sistem hierarki pengguna yang diterapkan CMS dalam hak aksesnya pun sangat bervariasi sesuai CMS masing-masing. Mulai dari level akses user anggota yang hanya dapat mengirimkan data tertentu berupa komentar, kemudian editor yang dapat mengirimkan suatu artikel/berita (untuk CMS yang menyediakan fasilitas ini), hingga level administrator yang dapat melakukan semua fitur yang ada.

Rabu, 15 Januari 2014